(ditulis oleh: al-Ustadz Muhammad Rijal Isnain, Lc.)
Dalam sebuah hadits, Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ لِأُتَمِّمَ صَالِحَ الْأَخْلَاقِ
“Sungguh aku diutus menjadi Rasul tidak lain adalah untuk menyempurnakan akhlak yang saleh (baik).”
Pada sebagian riwayat:
لِأُتَمِّمَ مَكَارِمَ الْأَخْلَاقِ
“Untuk menyempurnakan akhlak yang mulia.”
Islam adalah agama yang penuh keindahan. Ia dibangun di atas akidah tauhid
yang bersih dari kesyirikan. Ia membebaskan manusia dari penghambaan
kepada makhluk, hingga cinta dan peribadatan hanya untuk Allah Rabbul
‘Alamin. Allah berfirman:
Katakanlah, “Sesungguhnya shalat, ibadah, hidup dan matiku hanyalah
untuk Allah, Rabb semesta alam, tiada sekutu bagi-Nya; dan demikian
itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang
pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah).” (al-An’am: 162—163)
Ibadahnya mudah, tidak membebani. Dengannya jiwa menjadi suci dan dada
menjadi lapang. Muamalahnya adil dan jauh dari kezaliman, mewujudkan
suasana bantu-membantu di atas takwa dan kebaikan. Demikian pula akhlak
yang dibawa oleh Islam adalah akhlak yang agung dan menakjubkan.