Assalamu Alaikum...
Sekedar refresh keilmuan tentang definisi.Ahlus Sunnah Wal jamaah...
mereka bukanlah orang yang fanatik terhadap
golongan../kelompok tertentu ...mereka adalah orang-orang yang hanya
fanatik kepada ISLAMnya Rasulullah SAW dan para sahabat...meskipun dia
seorang diri dan yang lain mengingkarinya...
"Artinya : Al-Jama'ah adalah yang mengikuti kebenaran walaupun engkau sendirian."
dan mereka orang2 yang membenci perbuatan Syirik , Khurafat
dan Bidáh..., kok bidah? Ada orang2 yang alergi terhadap kata2
Bid'ah..ini...kenapa musti alergi? bukankah pembuat Bid'ah seperti
nabi palsu yang memasukkan suatu hal yang baru kedalam Islam..yang sudah
sempurna....bukankah...Islam sudah sempurna lihat Al Maidah:3...
Bahkan Rasulullah SAW selalu mengingatkan bahaya Bid'ah ...di
setiap khutbah Jumat beliau...dan juga banyak Ulama2 di negeri Qatar
ini...dalam setiap khutbah jumátnya berkata
"
Amma
Bad! Fainna Khairal Hadisi Kitabullah wa Khairul Hadyu Muhammadin SAW,
wa Sharrul Umoori Muhdasatuha wa Kullu muhdasatin Bidah, Wa
kullu Bidatin Dhalalah
"
Sesungguhnya
sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah
petunjuk Rasulallah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, dan sejelek-jelek
perkara adalah yang diada-adakan dan setiap yang diada-adakan adalah
bid"ah dan setiap bid'ah adalah sesat.
Silakan lihat penjelasan lebih lanjut dari situs ulama Qatar..tentang Countering Bid'ah...http://www.qatarguestcenter.com/?q=node/246
Ahlus Sunnah wal Jama'ah
Mereka yang menempuh seperti apa yang pernah ditempuh oleh Rasulullah 'Alaihi Asholatu wa Sallam dan para Sahabatnya r.a. Disebut Ahlus Sunnah, karena kuatnya (mereka) berpegang dan berittiba' (mengikuti) Sunnah Nabi saw dan para Sahabatnya r.a.
as-Sunnah
menurut bahasa
As-Sunnah menurut bahasa adalah jalan/cara, apakah jalan itu baik atau buruk
[1] .
menurut ulama
Sedangkan menurut ulama 'aqidah, as-Sunnah adalah
petunjuk yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallam dan para Shahabatnya, baik tentang ilmu, i'tiqad (keyakinan),
perkataan maupun perbuatan. Dan ini adalah as-Sunnah yang wajib diikuti,
orang yang mengiku-tinya akan dipuji dan orang-orang yang menyalahinya
akan dicela. [2]
menurut Ibnu Rajab al-Hanbaly
Pengertian as-Sunnah menurut Ibnu Rajab al-Hanbaly Rahimahullah
(wafat 795 H): "As-Sunnah ialah jalan yang ditempuh, mencakup di
dalamnya berpegang teguh kepada apa yang dilaksanakan
Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para khalifahnya yang terpimpin dan lurus berupa i'tiqad (keyakinan),
perkataan dan perbuatan. Itulah as-Sunnah yang sempurna. Oleh karena itu generasi Salaf
terdahulu tidak menamakan as-Sunnah kecuali kepada apa saja yang
mencakup ketiga aspek tersebut. Hal ini diriwayatkan dari Imam Hasan
al-Bashry (wafat th. 110 H), Imam al-Auza'iy (wafat th. 157 H) dan Imam
Fudhail bin 'Iyadh (wafat th. 187 H)." [3]
al-Jama'ah
menurut bahasa
Disebut al-Jama'ah, karena mereka bersatu di atas kebenaran, tidak
mau berpecah belah dalam urusan agama, berkumpul di bawah kepemimpinan
para Imam (yang berpegang kepada) al-haq/kebenaran, tidak mau keluar
dari jama'ah mereka dan mengikuti apa yang telah menjadi kesepakatan
Salaful Ummah. [4]
menurut ulama 'aqidah
Jama'ah menurut ulama 'aqidah adalah generasi pertama dari umat ini, yaitu kalangan
Sahabat Nabi, Tabi'in serta orang-orang yang mengikuti dalam kebaikan hingga hari kiamat, karena berkumpul di atas kebenaran.
[5]
menurut Imam Abu Syammah
Kata Imam Abu Syammah as-Syafi'i
Rahimahullah (wafat th. 665 H): "Perintah untuk berpegang kepada
jama'ah, maksudnya ialah ber-pegang kepada kebenaran dan mengikutinya.
Meskipun yang melaksanakan
Sunnah itu sedikit dan yang menyalahinya banyak. Karena kebenaran
itu apa yang dilaksanakan oleh jama'ah yang pertama, yaitu yang
dilaksanakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallamj dan para
Sahabatnya tanpa melihat kepada orang-orang yang menyimpang (melakukan
kebathilan) sesudah mereka."
menurut Ibnu Mas'ud
Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas'ud
[6]:
- "Artinya : Al-Jama'ah adalah yang mengikuti kebenaran walaupun engkau sendirian." [7]
Kesimpulan
Jadi, Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah orang yang mem-punyai sifat dan karakter mengikuti
Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan menjauhi perkara-perkara yang baru dan bid'ah dalam
agama.
Karena mereka adalah orang-orang yang ittiba' (mengikuti) kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengikuti Atsar
(jejak Salaful Ummah), maka mereka juga disebut Ahlul Hadits, Ahlul
Atsar dan Ahlul Ittiba'. Di samping itu, mereka juga dikatakan sebagai
ath-Thaifah al-Manshuurah (golongan yang mendapatkan pertolongan Allah),
al-Firqatun Naajiyah (golongan yang selamat), Ghuraba' (orang asing).
tentang at-Thaifah al-Manshuurah
Tentang at-Thaifah al-Manshuurah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
- "Artinya : Senantiasa ada segolongan dari umatku yang selalu dalam kebenaran menegakkan perintah Allah, tidak akan mencelakai mereka orang yang tidak menolongnya dan orang yang menyelisihinya sampai datang perintah Allah dan mereka tetap di atas yang demikian itu ."[8]
tentang al-Ghurabaa'
Tentang al-Ghurabaa', Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
- "Artinya : Islam awalnya asing, dan kelak akan kembali asing sebagai-mana awalnya, maka beruntunglah bagi al-Ghuraba' (orang-orang asing). " [9]
Sedangkan makna al-Ghuraba' adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh
'Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash Radhiyallahu 'anhu ketika Rasulullah
Shallallahu 'alaihi wa sallam suatu hari menerangkan tentang makna dari
al-Ghuraba', beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
- "Artinya : Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya." [10]
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda mengenai makna al-Ghuraba':
- "Artinya : Yaitu, orang-orang yang senantiasa memperbaiki (ummat) di tengah-tengah rusaknya manusia." [11]
Dalam riwayat yang lain disebutkan:
- "Yaitu orang-orang yang memperbaiki Sunnahku (Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam) sesudah dirusak oleh manusia. " [12]
Ahlul Hadits
Ahlus Sunnah, at-Thaifah al-Manshurah dan al-Firqatun Najiyah
semuanya disebut juga Ahlul Hadits. Penyebutan Ahlus Sunnah, at-Thaifah
al-Manshurah dan al-Firqatun Najiyah dengan Ahlul Hadist suatu hal yang
masyhur dan dikenal sejak generasi Salaf, karena penyebutan itu merupakan tuntutan
nash dan sesuai dengan kondisi dan realitas yang ada. Hal ini diriwayatkan dengan
sanad yang shahih dari para
ImamAhmad bin Hanbal, al-
Bukhary, Ahmad bin Sinan dan yang lainnya, Rahimahullah.
[13] seperti, 'Abdullah Ibnul Mubarak, 'Ali Ibnul Madiiny,
pendapat Imam asy-Syafi'i
Imam asy-Syafi'i[14]
(wafat th. 204 H) Rahimahullah berkata: "Apabila aku melihat seorang
ahli hadits, seolah-olah aku melihat seorang dari Sahabat Nabi
Shallallahu 'alaihi wa sallam, mudah-mudahan Allah memberikan ganjaran
yang terbaik kepada mereka. Mereka telah menjaga pokok-pokok agama untuk
kita dan wajib atas kita berterima kasih atas usaha mereka." [15]
pendapat Ibnu Hazm az-Zhahiri
Imam
Ibnu Hazm az-Zhahiri (wafat th. 456 H) menjelaskan mengenai Ahlus
Sunnah, "Ahlus Sunnah yang kami sebutkan itu adalah Ahlul Haq, sedangkan
selain mereka adalah Ahlul Bid'ah. Karena sesungguhnya Ahlus Sunnah itu
adalah para Shahabat Radhiyallahu Ajma'in dan setiap orang yang
mengikuti manhaj mereka dari para Tabi'in yang terpilih, kemudian
Ash-habul Hadits dan yang mengikuti mereka dari ahli fiqih dari setiap
generasi sampai pada masa kita ini serta orang-orang awam yang mengikuti
mereka baik di timur maupun di barat." [16]
Referensi
- ^ Lisanul 'Arab (VI/399)
- ^ Buhuuts fii 'Aqidah Ahlis Sunnah (hal. 16)
- ^ Jaami'ul 'Uluum wal Hikaam (hal. 495) oleh Ibnu Rajab, tahqiq dan ta'liq Thariq bin 'Awadhullah bin Muhammad, cet. II, Daar Ibnul Jauzy, th. 1420 H
- ^ Mujmal Ushul Ahlis Sunnah wal Jama'ah fil 'Aqiidah
- ^ Syarah Khalil Hirras, hal. 61
- ^ Seorang Sahabat Nabi , nama lengkapnya 'Abdullah bin Mas'ud bin Ghafil bin Habib al-Hadzali, Abu 'Abdirrahman, pimpinan Bani Zahrah. Beliau masuk Islam pada awal-awal Islam di Makkah, yaitu ketika Sa'id bin Zaid dan isterinya, Fathimah binti Khattab, masuk Islam. Beliau melakukan dua kali hijrah, mengalami shalat di dua kiblat, ikut serta dalam perang Badar dan perang lainnya. Beliau termasuk orang yang paling 'alim tentang al-Qur'an dan tafsirnya sebagai-mana telah diakui oleh Nabi diakui oleh Nabi. Beliau dikirim oleh Umar bin Khattab ke Kufah untuk mengajar kaum muslimin dan diutus oleh Utsman bin Affan ke Madinah. Beliau wafat tahun 32 H. Lihat al-Ishaabah (II/368 no. 4954)
- ^ Al-Baa'its 'alaa Inkaaril Bida' wal Hawaadits hal. 91-92, tahqiq oleh Syaikh Masyhur bin Hasan Salman, Syarah Ushuulil I'tiqaad karya al-Laalika-iy no. 160
- ^ HR. Al-Bukhari (no. 3641) dan Muslim (no. 1037 (174)), dari Muawiyah
- ^ HR. Muslim no. 145 dari Abu Hurairah
- ^ HR. Ahmad (II/177, 222), Ibnu Wadhdhah no. 168. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad (VI/207 no. 6650). Lihat juga Bashaairu Dzawi Syaraf bi Syarah Marwiyyati Manhajas Salaf hal. 125
- ^ HR. Abu Ja'far ath-Thahawy dalam Syarah Musykilul Atsaar (II/170 no. 689), al-Laalika-iy dalam Syarh Ushuul I'tiqaad Ahlis Sunnah no. 173 dari Shabahat Jabir bin 'Abdillah Radhiyallahu 'anhu. Hadits ini shahih li ghairihi karena ada beberapa syawahidnya. Lihat Syarah Musykiilul Atsaar (II/170-171) dan Silsilah Ahaadits as-Shahiihah no. 1273
- ^ HR. At-Tirmidzi no. 2630, beliau berkata, "Hadits ini hasan shahih." Dari 'Amr bin 'Auf
- ^ Sunan at-Tirmidzi, Kitaabul Fitan no. 2229. Lihat Silsilah Ahaadits ash-Shahiihah karya Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany Rahimahullah (I/539 no. 270) dan Ahlul Hadits Humuth Thaifah al-Manshurah karya Syaikh Dr. Rabi' bin Hadi al-Madkhaly
- ^ Nama lengkap beliau, Imam Abu 'Abdillah Muhammad bin Idris bin 'Abbas al-Qurasyi asy-Syafi'i Rahimahullah, yang terkenal dengan sebutan Imam asy-Syafi'i, beliau punya hubungan nasab dengan anak paman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang bertemu dengannya pada silsilah 'Abdi Manaf. Beliau dilahirkan tahun 150 H. Para ulama sepakat bahwa beliau adalah orang yang tsiqah, amanah, adil, zuhud, wara', 'alim, faqih dan dermawan. Beliau wafat di Mesir th. 204 H dalam usia 54 tahun. Di antara kitab-kitab karya beliau adalah kitab al-Umm dalam bidang fiqih, ar-Risaalah dalam ushul fiqih dan lainnya. Lihat Siyar A'laamin Nubalaa' (X/5-99). Untuk menge-tahui lebih jelas tentang manhaj Imam asy-Syafi'i dalam masalah 'aqidah dapat dilihat pada kitab Manhajul Imam asy-Syafi'i fii Itsbaatil 'Aqiidah karya Dr. Muham-mad bin 'Abdil Wahhab al-'Aqiil, cet. I-1419 H, dalam dua jilid.
- ^ Lihat Siyar A'laamin Nubalaa' (X/60)
- ^ Al-Fishaal fil Milaal wal Ahwaa' wan Nihaal II/271-Daarul Jiil, Beirut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar