Berjalan di atas manhaj as salafush sholeh.. Al-'ILmu Qablal Qauli wal 'amal ......العلم قبل القول والعمل

Sabtu, 03 November 2012

Ahlus Sunnah wal Jama'ah

Assalamu Alaikum...
Sekedar refresh keilmuan tentang definisi.Ahlus Sunnah Wal jamaah...
mereka bukanlah orang yang fanatik terhadap golongan../kelompok tertentu ...mereka adalah orang-orang yang hanya fanatik kepada ISLAMnya Rasulullah SAW dan para sahabat...meskipun dia seorang diri dan yang lain mengingkarinya...
Ibnu masúd berkata..
"Artinya : Al-Jama'ah adalah yang mengikuti kebenaran walaupun engkau sendirian."
dan mereka orang2 yang membenci perbuatan Syirik , Khurafat dan Bidáh..., kok bidah? Ada orang2 yang alergi terhadap kata2 Bid'ah..ini...kenapa musti alergi?  bukankah pembuat Bid'ah  seperti nabi palsu yang memasukkan suatu hal yang baru kedalam Islam..yang sudah sempurna....bukankah...Islam sudah sempurna lihat Al Maidah:3...
Bahkan Rasulullah SAW selalu mengingatkan bahaya Bid'ah ...di setiap khutbah Jumat beliau...dan juga banyak Ulama2 di negeri Qatar ini...dalam setiap khutbah jumátnya berkata
"
Amma Bad! Fainna Khairal Hadisi Kitabullah wa Khairul Hadyu Muhammadin SAW, wa Sharrul Umoori Muhdasatuha wa Kullu muhdasatin Bidah, Wa kullu Bidatin Dhalalah "
Sesungguhnya sebaik-baik perkataan adalah kitabullah dan sebaik-baik petunjuk adalah petunjuk Rasulallah Shallallahu 'Alaihi wa Sallam, dan sejelek-jelek perkara adalah yang diada-adakan dan setiap yang diada-adakan adalah bid"ah dan setiap bid'ah adalah sesat.
Silakan lihat penjelasan lebih lanjut dari situs ulama Qatar..tentang Countering Bid'ah...http://www.qatarguestcenter.com/?q=node/246

Ahlus Sunnah wal Jama'ah
Mereka yang menempuh seperti apa yang pernah ditempuh oleh Rasulullah 'Alaihi Asholatu wa Sallam dan para Sahabatnya r.a. Disebut Ahlus Sunnah, karena kuatnya (mereka) berpegang dan berittiba' (mengikuti) Sunnah Nabi saw dan para Sahabatnya r.a.

as-Sunnah


menurut bahasa

As-Sunnah menurut bahasa adalah jalan/cara, apakah jalan itu baik atau buruk [1] .

menurut ulama

Sedangkan menurut ulama 'aqidah, as-Sunnah adalah petunjuk yang telah dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para Shahabatnya, baik tentang ilmu, i'tiqad (keyakinan), perkataan maupun perbuatan. Dan ini adalah as-Sunnah yang wajib diikuti, orang yang mengiku-tinya akan dipuji dan orang-orang yang menyalahinya akan dicela. [2]

menurut Ibnu Rajab al-Hanbaly

Pengertian as-Sunnah menurut Ibnu Rajab al-Hanbaly Rahimahullah (wafat 795 H): "As-Sunnah ialah jalan yang ditempuh, mencakup di dalamnya berpegang teguh kepada apa yang dilaksanakan Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan para khalifahnya yang terpimpin dan lurus berupa i'tiqad (keyakinan), perkataan dan perbuatan. Itulah as-Sunnah yang sempurna. Oleh karena itu generasi Salaf terdahulu tidak menamakan as-Sunnah kecuali kepada apa saja yang mencakup ketiga aspek tersebut. Hal ini diriwayatkan dari Imam Hasan al-Bashry (wafat th. 110 H), Imam al-Auza'iy (wafat th. 157 H) dan Imam Fudhail bin 'Iyadh (wafat th. 187 H)." [3]

al-Jama'ah


menurut bahasa

Disebut al-Jama'ah, karena mereka bersatu di atas kebenaran, tidak mau berpecah belah dalam urusan agama, berkumpul di bawah kepemimpinan para Imam (yang berpegang kepada) al-haq/kebenaran, tidak mau keluar dari jama'ah mereka dan mengikuti apa yang telah menjadi kesepakatan Salaful Ummah. [4]

menurut ulama 'aqidah

Jama'ah menurut ulama 'aqidah adalah generasi pertama dari umat ini, yaitu kalangan Sahabat Nabi, Tabi'in serta orang-orang yang mengikuti dalam kebaikan hingga hari kiamat, karena berkumpul di atas kebenaran. [5]

menurut Imam Abu Syammah

Kata Imam Abu Syammah as-Syafi'i Rahimahullah (wafat th. 665 H): "Perintah untuk berpegang kepada jama'ah, maksudnya ialah ber-pegang kepada kebenaran dan mengikutinya. Meskipun yang melaksanakan Sunnah itu sedikit dan yang menyalahinya banyak. Karena kebenaran itu apa yang dilaksanakan oleh jama'ah yang pertama, yaitu yang dilaksanakan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallamj dan para Sahabatnya tanpa melihat kepada orang-orang yang menyimpang (melakukan kebathilan) sesudah mereka."

menurut Ibnu Mas'ud

Sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Mas'ud [6]:
"Artinya : Al-Jama'ah adalah yang mengikuti kebenaran walaupun engkau sendirian." [7]

Kesimpulan

Jadi, Ahlus Sunnah wal Jama'ah adalah orang yang mem-punyai sifat dan karakter mengikuti Sunnah Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam dan menjauhi perkara-perkara yang baru dan bid'ah dalam agama.
Karena mereka adalah orang-orang yang ittiba' (mengikuti) kepada Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam dan mengikuti Atsar (jejak Salaful Ummah), maka mereka juga disebut Ahlul Hadits, Ahlul Atsar dan Ahlul Ittiba'. Di samping itu, mereka juga dikatakan sebagai ath-Thaifah al-Manshuurah (golongan yang mendapatkan pertolongan Allah), al-Firqatun Naajiyah (golongan yang selamat), Ghuraba' (orang asing).

tentang at-Thaifah al-Manshuurah

Tentang at-Thaifah al-Manshuurah, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Senantiasa ada segolongan dari umatku yang selalu dalam kebenaran menegakkan perintah Allah, tidak akan mencelakai mereka orang yang tidak menolongnya dan orang yang menyelisihinya sampai datang perintah Allah dan mereka tetap di atas yang demikian itu ."[8]

tentang al-Ghurabaa'

Tentang al-Ghurabaa', Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Islam awalnya asing, dan kelak akan kembali asing sebagai-mana awalnya, maka beruntunglah bagi al-Ghuraba' (orang-orang asing). " [9]
Sedangkan makna al-Ghuraba' adalah sebagaimana yang diriwayatkan oleh 'Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash Radhiyallahu 'anhu ketika Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam suatu hari menerangkan tentang makna dari al-Ghuraba', beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
"Artinya : Orang-orang yang shalih yang berada di tengah banyaknya orang-orang yang jelek, orang yang mendurhakainya lebih banyak daripada yang mentaatinya." [10]
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam juga bersabda mengenai makna al-Ghuraba':
"Artinya : Yaitu, orang-orang yang senantiasa memperbaiki (ummat) di tengah-tengah rusaknya manusia." [11]
Dalam riwayat yang lain disebutkan:
"Yaitu orang-orang yang memperbaiki Sunnahku (Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam) sesudah dirusak oleh manusia. " [12]

Ahlul Hadits

Ahlus Sunnah, at-Thaifah al-Manshurah dan al-Firqatun Najiyah semuanya disebut juga Ahlul Hadits. Penyebutan Ahlus Sunnah, at-Thaifah al-Manshurah dan al-Firqatun Najiyah dengan Ahlul Hadist suatu hal yang masyhur dan dikenal sejak generasi Salaf, karena penyebutan itu merupakan tuntutan nash dan sesuai dengan kondisi dan realitas yang ada. Hal ini diriwayatkan dengan sanad yang shahih dari para ImamAhmad bin Hanbal, al- Bukhary, Ahmad bin Sinan dan yang lainnya, Rahimahullah. [13] seperti, 'Abdullah Ibnul Mubarak, 'Ali Ibnul Madiiny,

pendapat Imam asy-Syafi'i

Imam asy-Syafi'i[14] (wafat th. 204 H) Rahimahullah berkata: "Apabila aku melihat seorang ahli hadits, seolah-olah aku melihat seorang dari Sahabat Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam, mudah-mudahan Allah memberikan ganjaran yang terbaik kepada mereka. Mereka telah menjaga pokok-pokok agama untuk kita dan wajib atas kita berterima kasih atas usaha mereka." [15]

pendapat Ibnu Hazm az-Zhahiri

Imam Ibnu Hazm az-Zhahiri (wafat th. 456 H) menjelaskan mengenai Ahlus Sunnah, "Ahlus Sunnah yang kami sebutkan itu adalah Ahlul Haq, sedangkan selain mereka adalah Ahlul Bid'ah. Karena sesungguhnya Ahlus Sunnah itu adalah para Shahabat Radhiyallahu Ajma'in dan setiap orang yang mengikuti manhaj mereka dari para Tabi'in yang terpilih, kemudian Ash-habul Hadits dan yang mengikuti mereka dari ahli fiqih dari setiap generasi sampai pada masa kita ini serta orang-orang awam yang mengikuti mereka baik di timur maupun di barat." [16]

Referensi

  1. ^ Lisanul 'Arab (VI/399)
  2. ^ Buhuuts fii 'Aqidah Ahlis Sunnah (hal. 16)
  3. ^ Jaami'ul 'Uluum wal Hikaam (hal. 495) oleh Ibnu Rajab, tahqiq dan ta'liq Thariq bin 'Awadhullah bin Muhammad, cet. II, Daar Ibnul Jauzy, th. 1420 H
  4. ^ Mujmal Ushul Ahlis Sunnah wal Jama'ah fil 'Aqiidah
  5. ^ Syarah Khalil Hirras, hal. 61
  6. ^ Seorang Sahabat Nabi , nama lengkapnya 'Abdullah bin Mas'ud bin Ghafil bin Habib al-Hadzali, Abu 'Abdirrahman, pimpinan Bani Zahrah. Beliau masuk Islam pada awal-awal Islam di Makkah, yaitu ketika Sa'id bin Zaid dan isterinya, Fathimah binti Khattab, masuk Islam. Beliau melakukan dua kali hijrah, mengalami shalat di dua kiblat, ikut serta dalam perang Badar dan perang lainnya. Beliau termasuk orang yang paling 'alim tentang al-Qur'an dan tafsirnya sebagai-mana telah diakui oleh Nabi diakui oleh Nabi. Beliau dikirim oleh Umar bin Khattab ke Kufah untuk mengajar kaum muslimin dan diutus oleh Utsman bin Affan ke Madinah. Beliau wafat tahun 32 H. Lihat al-Ishaabah (II/368 no. 4954)
  7. ^ Al-Baa'its 'alaa Inkaaril Bida' wal Hawaadits hal. 91-92, tahqiq oleh Syaikh Masyhur bin Hasan Salman, Syarah Ushuulil I'tiqaad karya al-Laalika-iy no. 160
  8. ^ HR. Al-Bukhari (no. 3641) dan Muslim (no. 1037 (174)), dari Muawiyah
  9. ^ HR. Muslim no. 145 dari Abu Hurairah
  10. ^ HR. Ahmad (II/177, 222), Ibnu Wadhdhah no. 168. Hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir dalam tahqiq Musnad Imam Ahmad (VI/207 no. 6650). Lihat juga Bashaairu Dzawi Syaraf bi Syarah Marwiyyati Manhajas Salaf hal. 125
  11. ^ HR. Abu Ja'far ath-Thahawy dalam Syarah Musykilul Atsaar (II/170 no. 689), al-Laalika-iy dalam Syarh Ushuul I'tiqaad Ahlis Sunnah no. 173 dari Shabahat Jabir bin 'Abdillah Radhiyallahu 'anhu. Hadits ini shahih li ghairihi karena ada beberapa syawahidnya. Lihat Syarah Musykiilul Atsaar (II/170-171) dan Silsilah Ahaadits as-Shahiihah no. 1273
  12. ^ HR. At-Tirmidzi no. 2630, beliau berkata, "Hadits ini hasan shahih." Dari 'Amr bin 'Auf
  13. ^ Sunan at-Tirmidzi, Kitaabul Fitan no. 2229. Lihat Silsilah Ahaadits ash-Shahiihah karya Imam Muhammad Nashiruddin al-Albany Rahimahullah (I/539 no. 270) dan Ahlul Hadits Humuth Thaifah al-Manshurah karya Syaikh Dr. Rabi' bin Hadi al-Madkhaly
  14. ^ Nama lengkap beliau, Imam Abu 'Abdillah Muhammad bin Idris bin 'Abbas al-Qurasyi asy-Syafi'i Rahimahullah, yang terkenal dengan sebutan Imam asy-Syafi'i, beliau punya hubungan nasab dengan anak paman Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, yang bertemu dengannya pada silsilah 'Abdi Manaf. Beliau dilahirkan tahun 150 H. Para ulama sepakat bahwa beliau adalah orang yang tsiqah, amanah, adil, zuhud, wara', 'alim, faqih dan dermawan. Beliau wafat di Mesir th. 204 H dalam usia 54 tahun. Di antara kitab-kitab karya beliau adalah kitab al-Umm dalam bidang fiqih, ar-Risaalah dalam ushul fiqih dan lainnya. Lihat Siyar A'laamin Nubalaa' (X/5-99). Untuk menge-tahui lebih jelas tentang manhaj Imam asy-Syafi'i dalam masalah 'aqidah dapat dilihat pada kitab Manhajul Imam asy-Syafi'i fii Itsbaatil 'Aqiidah karya Dr. Muham-mad bin 'Abdil Wahhab al-'Aqiil, cet. I-1419 H, dalam dua jilid.
  15. ^ Lihat Siyar A'laamin Nubalaa' (X/60)
  16. ^ Al-Fishaal fil Milaal wal Ahwaa' wan Nihaal II/271-Daarul Jiil, Beirut.

Tidak ada komentar: