Dari Abu Hamzah Ats Tsumaly, bahwa Ali bin Al Husain membawa roti di atas
punggungnya pada malam hari lalu mencari orang-orang miskin di
kegelapan. malam. Dia mengingat sebuah hadist Sesungguhnya shadaqah
yang diberikan tersembunyi dapat memadamkan kemurkaan Allah. Dari
Muhammad bin Ishaq, dia berkata, Penduduk Madinah hidup dengan makanan
itu, sementara mereka tidak tahu siapa
yang telah memberi makanan itu kepada mereka. Setelah Ali bin Husain
meninggal dunia, maka mereka tidak lagi mendapatkan makanan pada malam
hari.
Dari Amr bin Tsabit, dia berkata,
Setelah Ali bin Al Husain meninggal dunia, orang-orang melihat bekas
punggungnya, yaitu bekas kantong makanan yang biasa dia panggul untuk
diberikan kepada para wanita janda
Syaibah bin Nuamah berkata, Setelah Ali bin Al Husain meninggal dunia,
”Jadilah kalian yang dikenali para penghuni langit namun kalian tidak dikenal para penghuni bumi.” (Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu dari Ibrahim bin Isa, Shifatush-Shafwah, 1/415)
Ali bin al Husain adalah seorang ulama dan imam besar, pemimpinnya
para ulama tabi’in. Namun semasa hidupnya dia terkenal bakhil/pelit oleh
keluarganya dan masyarakatnya. Keluarganya mengira dia hanya menumpuk
dirhamnya saja tanpa pernah menyedekahkannya. Namun tatkala Ali bin al
Husain meninggal dunia, maka terbukalah rahasia-rahasia yang ada pada
dirinya.
Rahasia yang pertama, sejak meninggalnya Ali bin al Husain maka seluruh
penduduk Madinah yang miskin tidak mendapatkan lagi santunan dari
seseorang yang tidak dikenal setiap malamnya yang bisa mencukupi
makannya dalam sehari. Mereka berkata, “Kami tidak pernah kehilangan
shadaqah yang diberikan secara sembunyi-sembunyi hingga Ali meninggal
dunia.”
Rahasia yang kedua adalah, ditemukannya bekas hitam pada pundaknya
ketika mereka memandikan mayatnya. Dari ‘Amr bin Tsabit berkata,
”Tatkala Ali bin Husain meninggal mereka memandikan mayatnya lalu mereka
melihat bekas hitam pada pundaknya, lalu mereka bertanya: ”Apa ini”,
lalu dijawab: ”Beliau selalu memikul berkarung-karung tepung pada malam
hari untuk diberikan kepada faqir miskin yang ada di Madinah.”
Muhammad
bin Ishaq menuturkan, “Penduduk Madinah hidup dengan makanan itu,
sementara mereka tidak tahu siapa yang telah memberikan makanan itu
kepada mereka. Setelah Ali bin al Husain meninggal dunia, maka mereka
tidak lagi mendapatkan makanan pada malam hari.”
Lihatlah bagaimana Ali bin al Husain menyembunyikan amalannya hingga
penduduk Madinah tidak ada yang tahu, mereka baru tahu tatkala beliau
meninggal karena sedekah yang biasanya mereka terima di malam hari
berhenti, dan mereka juga menemukan tanda hitam di pundak beliau. Bahkan
beliau dituduh oleh manusia sebagai orang yang bakhil, namun di mata
Allah dia memiliki banyak rahasia antara dirinya dengan Rabb-nya.
Subhanallah….!
Ali bin al Husain pernah berkata, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu
agar Engkau tidak memperindah penampilanku pada apa yang tampak mata,
dan membuat buruk rahasiaku pada apa yang tampak mata.”
Dan beliau juga berkata, ”Sesungguhnya sedekah dengan tersembunyi
memadamkan kemarahan Allah”. Ini merupakan hadits yang marfu’ dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam,
yang diriwayatkan dari banyak sahabat, seperti Abdullah bin Ja’far, Abu
Sa’id Al-Khudri, Ibnu 'Abbas, Ibnu Mas’ud, Ummu Salamah, Abu Umamah,
Mu’awiyah bin Haidah, dan Anas bin Malik. Berkata Syaikh Al-Albani:
”Kesimpulannya hadits ini dengan jalannya yang banyak serta syawahidnya
adalah hadits yang shahih, tidak diragukan lagi. Bahkan termasuk hadits
mutawatir menurut sebagian ahli hadits muta’akhirin” (As-Shohihah 4/539,
hadits no. 1908).
Mengenai kisah ini bisa dilihat di kitab Siyar A’lam an Nubala, jilid 4 hal.393.Sifatus Sofwah (2/96), dan Aina Nahnu hal. 9.
Al Auza’i meriwayatkan, bahwa Umar ibn Khaththab radhiyallahu ‘anhu
keluar pada malam buta, yang kemudian Thalhah melihatnya dan
membuntutinya. Umar terus berjalan dan memasuki sebuah rumah, lalu masuk
lagi ke rumah yang lain. Ketika pagi tiba, Thalhah datang ke rumah yang
dimasuki Umar. Ternyata rumah itu adalah rumah wanita tua yang buta dan
tidak dapat berdiri. Thalhah bertanya kepada wanita itu, “Apa yang
dilakukan orang yang mendatangimu semalam?”
Wanita tua itu menjawab, “Dia sudah menyantuni aku semenjak sekian lama.
Dia datang kesini untuk memberikan apapun yang kubutuhkan, sehingga aku
tidak lagi menderita.”
Thalhah berkata kepada dirinya sendiri, “Celaka engkau wahai Thalhah, mengapa engkau punya pikiran untuk membuntuti Umar?”
(Hilyat al Awliya, jil 1, hal. 48)
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: ”Tatkala Allah menciptakan bumi, bumi tersebut
bergoyang-goyang, maka Allah pun menciptakan gunung-gunung, kalau Allah
lemparkan gunung-gunung tersebut di atas bumi maka tenanglah bumi. Maka
para malaikatpun terkagum-kagum dengan penciptaan gunung, mereka
berkata, ”Wahai Tuhan kami, apakah ada dari makhluk-Mu yang lebih kuat
dari gunung?” Allah berkata, “Ada yaitu besi”. Lalu mereka bertanya
(lagi), ”Wahai Tuhan kami, apakah ada dari makhluk-Mu yang lebih kuat
dari besi?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu api.”, mereka bertanya (lagi),
”Wahai Tuhan kami, apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada
api?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu air”, mereka bertanya (lagi), ”Wahai
Tuhan kami, apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada air?”, Allah
menjawab, ”Ada yaitu air” mereka bertanya (lagi), ”Wahai Tuhan kami,
apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada air?”, Allah menjawab,
”Ada yaitu angin” mereka bertanya (lagi), ”Wahai Tuhan kami, apakah ada
makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada angin?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu seorang anak Adam yang bersedekah dengan tangan kanannya lalu dia sembunyikan agar tidak diketahui tangan kirinya”.
(Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya 3/124 dari Anas bin
Malik. Berkata Ibnu Hajar, ”Dari hadits Anas dengan sanad yang hasan
marfu’” (Al-Fath 2/191).
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya: Zuhair bin
Harb menuturkan kepadaku demikian juga Muhammad bin al-Mutsanna. Mereka
semua menuturkan dari Yahya al-Qaththan. Zuhair mengatakan, Yahya bin
Sa’id menuturkan kepada kami dari Ubaidillah. Dia berkata, Khubaib bin
Abdurrahman mengabarkan kepadaku dari Hafsh bin ‘Ashim dari Abu Hurairah
radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda,
“Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari di
saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. (salah satunya adalah)…Seorang
yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sampai-sampai tangan kirinya
tidak mengerti apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya…”
Berkata Abu Hazim Salamah bin Dinar “Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan kejelekan-kejelekanmu.”
(Berkata Syaikh Abdul Malik Romadhoni , “Diriwayatkan oleh Al-Fasawi
dalam Al-Ma’rifah wa At-Tarikh (1/679), dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah
(3/240), dan Ibnu ‘Asakir dalam tarikh Dimasyq (22/68), dan sanadnya s
hohih”. Lihat Sittu Duror hal. 45)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar