Berjalan di atas manhaj as salafush sholeh.. Al-'ILmu Qablal Qauli wal 'amal ......العلم قبل القول والعمل

Kamis, 11 Oktober 2012

Selebritis Langit


 
Dari Abu Hamzah Ats Tsumaly, bahwa Ali bin Al Husain membawa roti di atas
punggungnya pada malam hari lalu mencari orang-orang miskin di kegelapan. malam. Dia mengingat sebuah hadist Sesungguhnya shadaqah yang diberikan tersembunyi dapat memadamkan kemurkaan Allah. Dari Muhammad bin Ishaq, dia berkata, Penduduk Madinah hidup dengan makanan itu, sementara mereka tidak tahu siapa yang telah memberi makanan itu kepada mereka. Setelah Ali bin Husain meninggal dunia, maka mereka tidak lagi mendapatkan makanan pada malam hari.
Dari Amr bin Tsabit, dia berkata, Setelah Ali bin Al Husain meninggal dunia, orang-orang melihat bekas punggungnya, yaitu bekas kantong makanan yang biasa dia panggul untuk diberikan kepada para wanita janda
Syaibah bin Nuamah berkata, Setelah Ali bin Al Husain meninggal dunia,
orang-orang mendapatkan SERATUS SEDEKAH dari keluarga yang dia santuni.



”Jadilah kalian yang dikenali para penghuni langit namun kalian tidak dikenal para penghuni bumi.” (Abdullah bin Mas’ud Radhiyallahu’anhu dari Ibrahim bin Isa, Shifatush-Shafwah, 1/415)
Ali bin al Husain adalah seorang ulama dan imam besar, pemimpinnya para ulama tabi’in. Namun semasa hidupnya dia terkenal bakhil/pelit oleh keluarganya dan masyarakatnya. Keluarganya mengira dia hanya menumpuk dirhamnya saja tanpa pernah menyedekahkannya. Namun tatkala Ali bin al Husain meninggal dunia, maka terbukalah rahasia-rahasia yang ada pada dirinya.
Rahasia yang pertama, sejak meninggalnya Ali bin al Husain maka seluruh penduduk Madinah yang miskin tidak mendapatkan lagi santunan dari seseorang yang tidak dikenal setiap malamnya yang bisa mencukupi makannya dalam sehari. Mereka berkata, “Kami tidak pernah kehilangan shadaqah yang diberikan secara sembunyi-sembunyi hingga Ali meninggal dunia.”
Rahasia yang kedua adalah, ditemukannya bekas hitam pada pundaknya ketika mereka memandikan mayatnya. Dari ‘Amr bin Tsabit berkata, ”Tatkala Ali bin Husain meninggal mereka memandikan mayatnya lalu mereka melihat bekas hitam pada pundaknya, lalu mereka bertanya: ”Apa ini”, lalu dijawab: ”Beliau selalu memikul berkarung-karung tepung pada malam hari untuk diberikan kepada faqir miskin yang ada di Madinah.”
Muhammad bin Ishaq menuturkan, “Penduduk Madinah hidup dengan makanan itu, sementara mereka tidak tahu siapa yang telah memberikan makanan itu kepada mereka. Setelah Ali bin al Husain meninggal dunia, maka mereka tidak lagi mendapatkan makanan pada malam hari.”
Lihatlah bagaimana Ali bin al Husain menyembunyikan amalannya hingga penduduk Madinah tidak ada yang tahu, mereka baru tahu tatkala beliau meninggal karena sedekah yang biasanya mereka terima di malam hari berhenti, dan mereka juga menemukan tanda hitam di pundak beliau. Bahkan beliau dituduh oleh manusia sebagai orang yang bakhil, namun di mata Allah dia memiliki banyak rahasia antara dirinya dengan Rabb-nya.  Subhanallah….!
Ali bin al Husain pernah berkata, “Ya Allah, aku berlindung kepada-Mu agar Engkau tidak memperindah penampilanku pada apa yang tampak mata, dan membuat buruk rahasiaku pada apa yang tampak mata.”
Dan beliau juga berkata, ”Sesungguhnya sedekah dengan tersembunyi memadamkan kemarahan Allah”. Ini merupakan hadits yang marfu’ dari Nabi Shallallahu'alaihi wa sallam, yang diriwayatkan dari banyak sahabat, seperti Abdullah bin Ja’far, Abu Sa’id Al-Khudri, Ibnu 'Abbas, Ibnu Mas’ud, Ummu Salamah, Abu Umamah, Mu’awiyah bin Haidah, dan Anas bin Malik. Berkata Syaikh Al-Albani: ”Kesimpulannya hadits ini dengan jalannya yang banyak serta syawahidnya adalah hadits yang shahih, tidak diragukan lagi. Bahkan termasuk hadits mutawatir menurut sebagian ahli hadits muta’akhirin” (As-Shohihah 4/539, hadits no. 1908).
Mengenai kisah ini bisa dilihat di kitab Siyar A’lam an Nubala, jilid 4 hal.393.Sifatus Sofwah (2/96), dan Aina Nahnu hal. 9.
Al Auza’i meriwayatkan, bahwa Umar ibn Khaththab radhiyallahu ‘anhu keluar pada malam buta, yang kemudian Thalhah melihatnya dan membuntutinya. Umar terus berjalan dan memasuki sebuah rumah, lalu masuk lagi ke rumah yang lain. Ketika pagi tiba, Thalhah datang ke rumah yang dimasuki Umar. Ternyata rumah itu adalah rumah wanita tua yang buta dan tidak dapat berdiri. Thalhah bertanya kepada wanita itu, “Apa yang dilakukan orang yang mendatangimu semalam?”
Wanita tua itu menjawab, “Dia sudah menyantuni aku semenjak sekian lama. Dia datang kesini untuk memberikan apapun yang kubutuhkan, sehingga aku tidak lagi menderita.”
Thalhah berkata kepada dirinya sendiri, “Celaka engkau wahai Thalhah, mengapa engkau punya pikiran untuk membuntuti Umar?”
(Hilyat al Awliya, jil 1, hal. 48)
Rasulullah Shallallahu'alaihi wa sallam bersabda: ”Tatkala Allah menciptakan bumi, bumi tersebut bergoyang-goyang, maka Allah pun menciptakan gunung-gunung, kalau Allah lemparkan gunung-gunung tersebut di atas bumi maka tenanglah bumi. Maka para malaikatpun terkagum-kagum dengan penciptaan gunung, mereka berkata, ”Wahai Tuhan kami, apakah ada dari makhluk-Mu yang lebih kuat dari gunung?” Allah berkata, “Ada yaitu besi”. Lalu mereka bertanya (lagi), ”Wahai Tuhan kami, apakah ada dari makhluk-Mu yang lebih kuat dari besi?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu api.”, mereka bertanya (lagi), ”Wahai Tuhan kami, apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada api?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu air”, mereka bertanya (lagi), ”Wahai Tuhan kami, apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada air?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu air” mereka bertanya (lagi), ”Wahai Tuhan kami, apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada air?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu angin” mereka bertanya (lagi), ”Wahai Tuhan kami, apakah ada makhluk-Mu yang lebih kuat dari pada angin?”, Allah menjawab, ”Ada yaitu seorang anak Adam yang bersedekah dengan tangan kanannya lalu dia sembunyikan agar tidak diketahui tangan kirinya”. (Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya 3/124 dari Anas bin Malik. Berkata Ibnu Hajar, ”Dari hadits Anas dengan sanad yang hasan marfu’” (Al-Fath 2/191).
Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan di dalam Shahihnya: Zuhair bin Harb menuturkan kepadaku demikian juga Muhammad bin al-Mutsanna. Mereka semua menuturkan dari Yahya al-Qaththan. Zuhair mengatakan, Yahya bin Sa’id menuturkan kepada kami dari Ubaidillah. Dia berkata, Khubaib bin Abdurrahman mengabarkan kepadaku dari Hafsh bin ‘Ashim dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,
“Ada tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah pada hari di saat tidak ada naungan kecuali naungan-Nya. (salah satunya adalah)…Seorang yang bersedekah dengan sembunyi-sembunyi sampai-sampai tangan kirinya tidak mengerti apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya…”
Berkata Abu Hazim Salamah bin Dinar “Sembunyikanlah kebaikan-kebaikanmu sebagaimana engkau menyembunyikan kejelekan-kejelekanmu.” (Berkata Syaikh Abdul Malik Romadhoni , “Diriwayatkan oleh Al-Fasawi dalam Al-Ma’rifah wa At-Tarikh (1/679), dan Abu Nu’aim dalam Al-Hilyah (3/240), dan Ibnu ‘Asakir dalam tarikh Dimasyq (22/68), dan sanadnya s hohih”. Lihat Sittu Duror hal. 45)

Tidak ada komentar: